Diawal masa reformasi dulu,
Partai Golkar pernah melakukan konvensi dalam menentukan calon presiden yang
bakal diusung dalam pemilihan presiden, helat besar ini memunculkan nama Wiranto sebagai capres dari
Partai Golkar. Menurut hitung-hitungan diatas kertas Wiranto merupakan kandidat
presiden yang kuat dan tak tergoyahkan, namun kenyataannya ketika pemilihan
presiden usai dilaksanakan Partai Golkar harus menelan pil pahit karena calon
presiden yang mereka usung gagal meraih dukungan rakyat.
Kini Hal yang sama diulangi kembali oleh Partai
Demokrat, partai pimpinan SBY ini sudah merencanakannya sejak jauh-jauh hari,
dan hingga saat ini tahapan persiapan sudah hampir rampung, jadwal
pelaksanaannya sudah ditetapkan, tinggal satu pertanyaan yang mungkin belum
terjawab, “Apakah Partai Demokrat
berkeyakinan bakal mampu mengusung capres dalam pemilihan presiden 2014
mendatang ?
Pertanyaan diatas cukup
menggelitik, karena syarat untuk mengajukan calon presiden menurut UU adalah partai
yang mampu meraih 20 kursi DPR atau
mampu meraih 25 % suara secara nasional. Persyaratan ini mutlak dan didapat
dari hasil pemilihan umum yang akan datang.
Pemilihan umum belum
berlangsung, masih lama lagi, jangankan untuk menentukan hasilnya, proses
kearah penyelenggaraan pemilu itu sendiri baru pada tahap awal, yakni penentuan
nomor urut partai peserta pemilu dan pengajuan nama calon anggota legislatif. Sementara
itu PD sudah melompat ke persoalan nama calon presiden, seolah-olah partai yang
dipimpin oleh SBY ini berkeyakinan penuh bakal memperoleh suara diatas 25 %
secara nasional dalam pemilu yang akan datang.
Atau sebaliknya Partai
Demokrat merasa cemas akan kondisi partainya saat ini, dimana kepercayaan
publik terhadap partai terus merosot dan elektabiltas partai makin melorot
kebawah, maka diselenggarakanlah konvensi
pemilihan calon presiden sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan elektabilitas
partai.
Diharapkan konvensi ini
nantinya bakal diiukuti oleh berbagai kalangan dan tokoh yang sudah punya nama
dan dikenal luas ditengah masyarakat. Nama-nama seperti Mahfud MD, Anis
Baswedan dan Jokowi diupayakan untuk
mengikuti Konvensi ini. Kehadiran mereka diyakini bakal mampu memulihkan kembali
kepercayaan publik terhadap partai, dan
dengan sendirinya akan berdampak pada perolehan suara Partai dalam pemilu yang
akan datang.
Sekali merengkuh dayung
dua tiga pulau terlampau, begitulah kira-kira yang dimaksudkan oleh Partai yang
sedang berkuasa ini, dan itu sah-sah saja, namun jika hasil konvensi ini jauh
dari harapan publik bukan tidak mungkin kerja besar ini bakal menjadi batu
sandungan bagi partai itu sendiri, jika itu yang terjadi, maka berlakulah
seperti kata orang tua dahulu “Arang habis, besi binasa.”
0 comments:
Post a Comment