“Sebaiknya Wiranto merenungkan kembali
idenya itu, masih banyak pola dan cara lain
yang bisa dicontoh tanpa harus meniru cara-cara Setan yang sombong,
angkuh dan terkutuk.”
Ketua Partai Hanura
Jenderal (Purn) Wiranto nampaknya begitu tertarik dengan cara kerja Setan dalam
mencapai tujuannya. Dia mengajak kader partainya untuk meniru sikap SETAN yang dikenal Gigih, konsisten , tidak menuntut
imbalan dan mau bekerja keras dalam mencapai tujuannya.
Setan memang dikenal
amat gigih dalam menjalankan tugasnya sebagai makhluk penggoda, tidak kenal
kata menyerah, kreatif, konsisten, solider dan kompak dengan sesama, tidak
menuntut imbalan, genius serta bekerja keras sepanjang waktu.
Setan bekerja selama 24
jam Non stop, dari Subuh hingga masuk waktu Subuh berikutnya, menempuh berbagai
cara untuk mencapai tujuannya. Setan tidak pernah bentrok dengan sesama Setan
lainnya dalam menjalankan misinya, kompak dan terorganisir secara rapi, yang
penting tujuannya tercapai, yakni membujuk manusia untuk ingkar terhadap Tuhan.
Jika ada kelompok
manusia yang mampu mencontoh cara kerja Setan ini, barangkali kelompok ini
seketika akan sukses meraih tujuannya, dan oleh karena itulah kiranya Calon
Presiden dari Partai Hanura ini menghimbau para kadernya untuk bekerja dengan
cara kesetanan.
Tapi, barangkali
Wiranto lupa, bahwa Setan adalah makhluk angkuh dan licik makhluk. Karena
angkuhnyalah dia menolak untuk sujud kepada Adam, meskipun karena sikapnya itu
SETAN dilaknat Allah, terusir dari syurga dan menjadi makhluk terkutuk.
Setan memang tidak
pernah menuntut imbalan terhadap Setan yang memerintahnya, tetapi loyalitas
Setan terhadap manusia bukan sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma, dia akan
bergerak lebih jauh lagi yakni dengan memperdaya manusia agar terjerumus
kejalan yang salah.
Jika anjuran Wiranto
ini benar-benar diikuti oleh kadernya, maka bukan tidak mungkin Setan akan
memanfaatkannya dengan cara merasuki kader partai Hanura untuk mengikuti tata
cara dan pola kerja Setan, lengkap dengan tujuannya. Jadilah kader-kader partai
ini seperti kesetanan, melanggar aturan
dan etika yang berlaku, tidak peduli lagi adab dan sopan santun, melakukan apa
saja demi tercapainya tujan.
Tujuan SETAN itu jelas bukan
hanya sekedar memenangkan Hanura dalam Pemilu dan memenangkan Wiranto dalam
Pilpres, tetapi untuk menjerumuskan manusia, dan itu sudah menjadi sumpah
mereka dihadapan Allah. Jika ini yang terjadi, Wiranto tentu akan menyesal, karena
kader-kader partai Hanura yang kesetanan itu tidak akan berhenti hanya sebatas
mengajak orang untuk memilih Hanura tetapi terus berlanjut untuk menjerumuskan
para pemilih keneraka jahannam.
Justeru itulah, sebelum
semuanya terlambat, mumpung masih dalam suasana Ramadlan, sebaiknya Wiranto
merenungkan kembali idenya itu, masih ada waktu untuk merubah strategi dan
taktis dalam berjuang, masih banyak pola dan cara lain yang bisa dicontoh tanpa harus meniru
cara-cara Setan yang sombong, angkuh dan terkutuk. Bagaimmanapun “KESETANAN”
itu adalah sesuatu yang membahayakan.
0 comments:
Post a Comment