Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya

Lung Bisar dan Kudanya

Written By lungbisar.blogspot.com on Monday, July 21, 2014 | 12:46 AM

Lepas waktu Ashar, Lung Bisar mengitari kota Bagan dengan menunggang Kuda, keluar masuk gang dan berkeliling dengan penuh semangat. Sebagai orang yang baru  mahir menunggang Kuda ia ingin  memamerkan keahliannya, termasuk juga ingin membuktikan kepada halayak ramai bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bagi seorang Lung Bisar. Tidak sekolah bukan berarti tidak bisa punya ijazah, termasuk Ijazah MENUNGGANG KUDA.

Sore itu Lung Bisar menjadi pusat perhatian, ribuan pasang mata penduduk kota menatapnya dengan iringan decak kagum. Semua mulut memujinya, semua orang menyebut namanya sebagai pemuda dengan berbagai keahlian. Lung Bisar makin bersemangat dan dia benar-benar merasa puas dengan mainannya yang baru, Penunggang Kuda.

Makin sore makin banyak orang yang menonton aksinya, Lung Bisar kian bersemangat, namun dia lupa bahwa Kudanya mulai merasa gerah karena terlalu lama berkeliling didalam kota. Dia lupa bahwa sifat Kuda lebih cenderung menempuh jarak jauh ketimbang  berulang-ulang dijalan yang sama.

Kudanya berlari semakin cepat, makin sore semakin tak terkendalikan, Lung Bisar menjadi bingung untuk menghentikannya, dan disaat yang sama tiba – tiba terdengar suara Kelipah Bachtiar menyapanya.

“Mau kemana Lung ?” Tanya Khalifah Bachtiar.

“Entahlah,”  jawab Lung Bisar singkat, dan jawaban itu membuat Khalifah Bachtiar merasa heran, Lung Bisar sudah buang tabiat sampai bisa tak tau arah tujuannya, namun sayup-sayup dari kejauhan dia kembali mendengar suara Lung Bisar. 

“Kuda inipun tak memberitahu kemana aku akan dibawanya.”


Mendengar jawaban sahabatnya itu Khalifah Bachtiar hanya tersenyum-senyum kecil, “Ternyata bukan Lung Bisar yang menunggang Kuda, tetapi Kuda yang melarikan Lung Bisar, na’uzubillahi min zaliqa, semoga tidak ada lagi orang bodoh belagak pintar yang dilarikan oleh Kuda tunggangannya sendiri,”  ujar Kh Bachtiar dalam hatinya.

0 comments: