Ada Tangan Kuat Yang Menyetir Jokowi dari Belakang
Saat jumpa pers usai
rapat pleno Partai Demokrat di Pantai Sanur Bali, SBY menyampaikan pesan dan harapannya kepada
Jokowi agar benar-benar mandiri dan bertanggung jawab penuh terhadap semua
persoalan.
Sebagai mantan presiden
RI, SBY pantas merasa gelisah melihat kondisi negara yang tak berketentuan
seperti saat ini, gonjang ganjing perekonomian, kegaduhan politik, hingga
sampai pada perseteruan penegak hukum.
Rupiah terpuruk
melewati ambang batas, partai politik besar gaduh dengan urusan internalnya
yang menimbulkan dualisme kepemimpinan, ditambah lagi dengan sengketa APBD antara
Gubernur DKI dengan DPRD, yang berujung pada kegaduhan dimedia sosial.
Perseteruan antar
Polisi dan KPK belum terlihat tanda-tandanya akan berakhir, meskipun gugatan praperadilan telah dimenangkan
oleh BG namun sebagian besar publik terlanjur menilai kriminalisasi terhadap
pimpinan KPK dan pendukungnya masih tetap berlanjut.
Abraham Samad
tersandung dugaan kasus membantu seseorang dalam pemalsuan identitas, Bambang
Widjojanto dilaporkan dengan tuduhan menganjurkan kesaksian palsu, tak
ketinggalan Yunus Husin dan Denny Indrayana juga sudah berstatus terlapor
bersama – sama dengan majalah Tempo, untuk ketiga nama terakhir ini dilaporkan
oleh orang yang sama, yakni M. Fauzan Rachman selaku Ketua LSM Gerakan
Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) .
Belakangan terdengar
pula selentingan kabar, bahwa segenap komisioner dari Komnas Ham dilaporkan
oleh penyidik Polri ke Bareskrim dengan tuduhan membuka hasil investigasi, esok
atau luas entah giliran siapa lagi yang akan menjadi terlapor, dan Polri kini
betul-betul sedang kebanjiran job menerima laporan kesalahan orang yang
ditengarai memihak kepada KPK.
Ketika menghadiri peresmian
Gedung Pasca Sarjana milik Muhammadiyah di Yogyakarta Syafii Maarif berujar
“Kampus tiarap, para Professor tiarap, yang lain tiarap, KPK sedang dimusuhi
oleh berbagai kekuatan.” Ucapan Buya yang juga ketua tim 9 itu mengisyaratkan
keinginannya agar kampus segera bangkit dan bergerak.
Melihat kondisi yang
sedemikian rupa itulah kiranya SBY melontarkan himbauannya agar Jokowi tidak
terlambat dan keliru menangani masalah hukum hingga soal diplomasi yang saat
ini berkembang sangat dinamis.
Menariknya lagi, SBY
dalam menyampaikan himbauan tersebut menyelipkan kata “mandiri” yang berarti
bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai kepala negara Jokowi mendapat tekanan
tangan orang kuat yang mengaturnya dari belakang. Tentang siapakah orang kuat
yang dimaksudkan SBY itu publik tentu sudah memakluminya.
0 comments:
Post a Comment