Motto :

Membaca sebanyak mungkin, Menulis seperlunya
Powered by Blogger.

Visitors

Powered By Blogger

Featured Posts

Like us

ads1

Misteri Dibalik Pembangunan Jembatan Pedamaran

Written By lungbisar.blogspot.com on Wednesday, December 10, 2014 | 7:00 PM

Setelah pembangunan Jembatan Siak III menuai masalah, kini muncul pula kasus korupsi Jembatan Pedamaran. Jembatan yang merentang di Muara Sei. Rokan, menghubungkan tanah Pekaitan dengan Bagansiapi-api Rokan Hilir itu dibangun dengan anggaran tahun jamak 2008/2009 dan 2009/2010, dengan nilai anggaran Rp. 529 Milyar.

Jembatan Pedamaran ini merupakan kebanggaan warga Rokan Hilir, menjadi pembuka isolasi desa Pedamaran yang tertinggal sejak Indonesia merdeka. Padahal negeri Pedamaran itu memiliki potensi wisata alam dan budaya serta menyimpan berbagai cerita legenda, seperti  yang sering disebut-sebut dalam hikayat Tanah Pekaitan.

Salah satu cerita yang melegenda adalah Kisah “Alang Anak Durhaka”,  dari sinilah konon seorang lelaki yang bernama “Alang”  bertolak pergi merantau mengadu nasib ketanah seberang yang kemudian pulang dengan isteri  molek dan menjadi orang kaya. Setelah kaya si Alang lupakan diri berlaku durhaka kepada orang tuanya. Atas takdir yang maha kuasa kapal si Alang menjadi pulau, yang kemudian pulau tersebut diberi nama “Pulau Halang” terletak disebelah Barat daya Pedamaran.

Dalam cerita yang lain juga disebut bahwa desa Pedamaran ini pernah memiliki seorang ulama besar yang bergelar Tuan Syeh, sehingga Pulau Padamaran ini juga disebut sebagai Pulau Tuan Syeh yang konon kabanya memiliki banyak Buaya.  Disamping itu disekitar Pulau Pedamaran ini juga terdapat peristiwa alam yang tak dijumpai didaerah lain, yakni BONO yang datang bersamaan dengan waktu pasang air laut.

Jembatan Pedamaran ini dibangun dengan niat yang mulia, disamping untuk membuka isolasi daerah pesisir yang terdapat di Rokan Hilir, pemerintah dan masyarakat Kabupaten bersepakat untuk menjadikan Pulau Pedamaran sebagai objek wisata, yakni wisata Buaya dan Wisata Bono. Menurut  Anas Maamun (Bupati Rohil waktu itu)  sudah banyak investor  asing yang berminat menanamkan modalnya, seperti investor dari  Taiwan, Thailan, China, Korea dan malaysia.

Untuk kepentingan itu semua digesalah pembangunan Jembatan dimaksud dengan anggaran tahun jamak, dimulai dari tahun anggaran 2008 hingga 2010dan direncanakan siap digunakan paling lambat pada Maret 2011 dengan total angaran senilai Rp. 529 Milyar.

Setelah tenggat waktu Maret 2011 terlampaui jembatan belum juga selesai dibangun, jangankan untuk mengundang investor dan menjadikan Pedamaran sebagai objek wisata, mendengar nama Pedamaran saja orang sudah membayangkan sulitnya melintasi daerah itu, bak kata pribahasa jauh panggang dari api.

Untuk melanjutkan pembangunan jembatan yang terbengkalai itu Pemkab Rohil kembali mengucurkan dana dari anggaran tahun 2012/2013. Penambahan anggaran inilah yang menimbulkan pertanyaan, karena sebelumnya dalam APBD tahun jamak 2008 sampai 2010 sudah ditetapkan anggaran pembangunan jembatan Pedamaran I dan pedamaran II senilai Rp. 529 M. Semestinya, pada pertengahan tahun 2011,  jembatan itu sudah selesai dibangun dan bisa dimanfaatkan karena seluruh dana yang dianggarkan sudah dikucurkan oleh pemkab Rohil.

Semasa Anas maamun menjabat Bupati Rohil, anggaran pembangunan Jembatan itu menjadi sebuah misteri yang tidak bisa dijelaskan,  sampai akhirnya Anas terpilih menjadi Gubernur Riau dan akhirnya hijrah ke Jakarta untuk tugas lain yang ditetapkan oleh KPK. Kemudian terdengar kabar penegak hukum mulai mengendus adanya penyelewengan diseputar pembangunan jembatan tersebut, dan menetapkan seseorang berinisial IK, mantan kepala Dinas PU sebagai tersangka.

Semoga saja penetapan IK sebagai tersangka ini merupakan pintu masuk bagi penegak hukum untuk menguak misteri dalam pembangunan jembatan tersebut. Sebagai kepala dinas, dipastikan IK tidak bekerja sendiri, ada Bupai sebagai atasannya dan ada DPRD (priode 2009 – 2014) sebagai mitra kerjanya, selain itu ada pula Kontraktor yang melaksanakan proyek tersebut.

Kerja keras penegak hukum untuk mengungkap kasus ini secara tuntas sangatlah diharapkan, karena menurut  masyarakat  Rohil bahwa selama ini ada tangan penguasa yang lebih kuat dari penegak hukum, dan sipemilik tangan itu akan terungkap dengan jelas jika kasus ini dapat diusut secara tuntas.


7:00 PM | 0 comments | Read More